Sabtu (27/03). Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia (MWA UI) mengadakan rapat tahunan ke-3 (dalam masa kerja MWA periode 2007-2012) yang berlangsung di Ruang Utari lantai 2 Hotel Bumikarsa Komplek Menara Bidakara, Jakarta. Acara yang berlangsung sejak pukul 08.30 WIB ini dibuka Ketua MWA UI, Dr. Purnomo Prawiro. Rapat dihadiri hampir seluruh anggota aktif MWA di antaranya 10 dari 11 anggota yang berasal dari unsur Senat Akademik Universitas (SAU), seorang wakil karyawan UI, seorang wakil mahasiswa UI dan 3 dari 6 anggota unsur masyarakat, Rektor UI, Prof.Dr.der.Soz Gumilari Rusliwa Somantri,serta Direktur Akademik Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional, Illah Sailah yang mewakili Menteri Pendidikan Nasional yang juga anggota MWA.
Lalu turut hadir sejumlah undangan seperti Sekretaris Dewan Guru Besar (DGB), Prof.Dr.rer.nat. Rosari Saleh, Ketua SAU,Prof. Dr. Mohammad Nasikin, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr.Ir.Muhammad Anis, M.Met, Wakil Rektor Bidang SDM, Keuangan dan Administrasi Umum, Dr. Tafsir Nurchamid, M.Si, Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan, dan Kerjasama Industri, Sunardji, SE, MM, mantan rektor UI, Prof.dr.Usman Chatib Warsa, SpMK, Ph.D dan para mantan ketua MWA Dr. Mochtar Riady dan Kartini Muljadi, S.H Dalam sambutannya, Dr. Purnomo mengungkapkan, salah satu tugas UI saat ini yaitu membuktikan kepada masyarakat, UI dapat menjalankan Undang Undang Badan Hukum Pendidikan(UU BHP) dengan memperhatikan kekhawatiran sebagian masyarakat bahwa UU BHP akan menjadikan UI sebagai perguruan tinggi yang berorientasi pada usaha komersial pendidikan.”Perlu ada kriteria dan penjelasan kepada sivitas akademika UI dan masyakarat, bahwa UI tidak akan menjadi “menara gading” yang tidak dapat dijangkau oleh masyakarat ekonomi lemah”, tutur pria yang juga menjabat sebagai Presiden Direktur Blue Bird Group ini.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dr. Illah Sailah. Dalam sambutannya yang mewakili Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) yang berhalangan hadir. Illah mengharapkan UI bisa menjadi menara air yang selalu menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat Indonesia. “Sudah sepatutnya UI dapat menyediakan wadah bagi generasi muda untuk bisa berkuliah di UI dengan biaya pendidikan yang terjangkau”, tuturnya. Lebih lanjut Illah menyampaikan pesan Mendiknas supaya seluruh perguruan tinggi di Indonesia dapat mencerdaskan bangsa Indonesia dengan menerapkan motto “melayani dengan amanah”. Sedangkan Prof.Dr.rer.nat.Rosari Saleh yang mewakili Ketua DGB, Prof.Dr.Biran Affandi, Sp.OG(K) yang berhalangan hadir, dalam sambutannya mengatakan UI mempunyai tiga peran utama yang harus diusung, yaitu (1.) excellence in education of their students, (2) research development and dissemination on knowledge dan (3.) activities contributing to the cultural, scientific and civil life of the society.
Menurut Rosari, ketiga peran tersebut dapat dipenuhi apabila terdapat usaha bersama yang dilandasi kesamaan visi untuk memajukan UI. Lebih lanjut, Rosari mengungkapkan, DGB sangat mengharapkan agar tekad UI untuk menjadi world class university tetap dipertahankan dan tidak perlu diturunkan menjadi world class university di tingkat Asia belaka. “Tentunya kita tidak boleh sekedar mengekor universitas lain yang mencanangkan diri untuk menjadi world class university hanya karena tekanan untuk mendapat perhatian dan pujian dari para stakeholder dan dapat memperoleh prestise”, ujarnya. Berbeda dengan yang diungkapkan Ketua SAU,Prof. Dr. Mohammad Nasikin. Dalam sambutannya ia mengingatkan SAU bertugas untuk mengendalikan good governance university, selain bertugas untuk menilai pimpinan UI dan anggota MWA. Ia pun juga mengingatkan draf anggaran dasar MWA paling lambat sudah harus dikirimkan ke Kementrian Pendidikan Nasional pada bulan Juni.
Agenda pertama rapat tahunan pada hari itu adalah pemaparan rektor UI yang melaporkan kinerjanya selama satu tahun terakhir memimpin UI. Dalam presentasinya yang bertajuk Developing the University of Tomorrow: UI’s Response to the 21st Century Challenges and Humanity, Gumilar memaparkan, UI di tahun 2012 mendatang ingin menjadi Asian Top World Class University yang bertumpu pada tiga hal yaitu perwujudan sistem elektronik universitas, pemantapan link and match serta pemantapan sistem akreditasi dan penjaminan mutu. Lebih lanjut Gumilar menjelaskan, saat ini tengah mengimplementasikan tiga sistem integrasi yaitu pengelolaan sumber daya yang dimiliki UI dalam hal keuangan, sumber daya manusia, infrastruktur dan teknologi informasi yang mendukung universitas.Sejalan dengan tujuan rapat tahunan yaitu menilai laporan pertanggung jawaban rektor dalam menimplementasikan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kegiatan dan Anggaran Tahunan (RKAT), presentasi rektor mendapat beberapa tanggapan, di antaranya dariDr. (HC) Hermawan Kartajaya. Pria yang di tahun 2002 dinobatkan sebagai 50 Gurus Who Have Shaped The Future of Marketing ini setuju dengan konsep Gumilar yang menyiapkan UI sebagai universitas masa depan.
Untuk itu UI harus bisa berbuat lebih banyak di dunia internasional, salah satunya dengan mengambil peran untuk penanggulangan berbagai penyakit karena hampir semua ahli-ahli di bidang kesehatan dan fasilitas laboratorium yang lengkap tersedia di UI. Presiden MarkPlus & Co ini juga menyarankan supaya UI mengikuti sistem kerja sebuah perusahaan dengan sumber daya manusia yang lebih ramping sehingga produktivitas yang dihasilkan lebih efisien. Tanggapan lain datang dari Prof. Dr. Aniati Murni yang mempertanyakan bagaimana gambaran hasil evaluasi rektor atas kinerja para dekan dan Ketua Program Pasca Sarjana yang merupakan perpajangan tangan rektor. “Apakah dekan di tiap fakultas yang bersangkutan telah mengimplementasikan kebijakan rektor untuk fakultas yang ia pimpin”, ujarnya. Menanggapi ini, Gumilar setuju dengan pendapat Prof. Ani, ke depan akan rutin mengadakan evaluasi terhadap dekan. Pada akhir rapat tahunan ke-3 ini, MWA sepakat dapat menerima laporan rektor dengan beberapa catatan yang dijadikan sebagai bahan penilaian kinerja pimpinan UI secara keseluruhan oleh sebuah Panitia Khusus (Pansus Penilaian Kinerja Pimpinan MWA). Mekanisme ini merupakan bentuk pelaksanaan good university governance yang diterapkan dengan menggunakan prinsip-prinsip transparansi, akuntabilitas, keadilan (fairness), kemandirian (independence), serta efektif dan efisien.(SNT)